1
64

Berenang dengan Teman Sintesa

Bismillah, dikarenakan tulisan saya sebelumnya belum mancapai 7 artikel seperti yang ditugaskan, saya pun harus kembali menggarap tulisan yang ke tujuh. Pas sekali kemarin baru berenang, saya tulis saja tulisan tentang pengalaman kemarin ya.

Sebagai lanjutan juga dari pengalaman sebelumnya di Sintesa (Baca: alhadiibrahim.com/main-futsal).

Minggu, 4 Maret 2018, kami memutuskan untuk mengisi pagi hari minggu dengan berenang.

Sebenarnya rencana ini sudah sejak Sabtu sore, namun dikarenakan waktunya yang terbatas, akhirnya kami tunda hingga minggu pagi. Biar lebih legowo gitu.

Setelah makan pagi, langsung saja kita kumpulin teman-teman yang ingin berenang. Ternyata banyak juga, ada 8 orang yang akhirnya berangkat.

Langsung saja ambil baju ganti, kresek, dan duit tentunya.

Perjalanan ke Kolam Renang

alhadi ibrahim

pexels

Setelah semuanya siap, kami pun langsung berangkat. Kami berangkat dengan mobil yang muatlah pokoknya untuk 8 orang. Jangan tanya mobil apa ya.

Tempat Berenang di sekitar Pesantren Sintesa ini ada 2 (yang saya tahu ya), satu ke kiri dan satunya ke kanan. Wkwk.

Ke kiri itu maksudnya ke kiri dari lorong masuk Sintesa, atau lebih tepatnya ke timur.

Kalau ke kanan? Yaelah masih perlu dijelasin.

Kami akhirnya mengambil jalur yang ke kiri, karena katanya di sana lebih rame sih. Perjalanan pun dimulai. Yang nyetir adalah orang yang sama seperti perjalanan ke lapangan futsal sebelumnya, yaitu King Abdul.

Tidak begitu jauh, akhirnya tiba di lokasi. Tapi tidak terlihat adanya tempat parkiran mobil. Akhirnya bingung mau parkir dimana. Langsung saya saya berinisiatif untuk turun dan bertanya pada Tukang Parkir yang terlihat di depan lokasi berenang.

Ternyata tempat parkir mobil ada beberapa meter dari pintu masuk. Lalu kami pun turun di depan pintu masuk kolam renang dan menunggu Abdul yang kemudian akan memarkirkan mobilnya.

Tidak Jadi di Kolam Pertama

alhadi ibrahim

pixabay

Setelah parkir, sebagian dari bertanya pada tukang parkir tentang kedalaman air yang ada di kolam renang. Ternyata kedalamannya hanya 160 cm. Pantas saja banyak anak-anak.

Setelah diskusi tidak resmi, akhirnya kami batalkan di lokasi tersebut karena kurang dalam.

Mungkin mental teman-teman yang ikut memang perenang profesional semua ya, makanya pengennya yang dangkal gitu.

Tapi benar juga sih pertimbangan teman-teman untuk memilih lokasi lain. Selain kurang dalam, saya perhatikan juga lokasinya terlalu ramai oleh anak-anak. Takutnya nanti baru berenang 1 meter malah nabrak orang. Piye toh?

Ke Lokasi Kolam Renang Lainnya

alhadi ibrahim

pexels

Setelah fixed batal di lokasi ini, kami langsung saja kembali naik mobil dan menuju ke lokasi berikutnya, yaitu belok kanan dar lorong keluar Sintesa (baca: barat). Perjalanan ke barat ini lumayan makan waktu, karena perjalanannya dihitung dari lokasi kolam renang sebelumnya.

Setelah sampai, lokasi ini terlihat lebih menjanjikan.

Salah satu teman sudah pernah berenang di sini sebelumnya. Memang dia sampaikan bahwa kedalaman di sini sekitar 175 cm. Ya lumayanlah. Ya kan?

Dulu saya juga sering berenang ketika di Aceh. Secara umum ada 3 kolam di sana.

Satu kolam untuk khusus anak-anak. Satu lagi untuk remaja dan dewasa, dengan kedalaman yang dibagi 1 meter sampai 2 meter. Dan satu lagi adalah kedalaman 7 meter, sekaligus dengan fasilitas untuk lompat itu. Apasih namanya?

Beli Tiket Kolam Renang

alhadi ibrahim

pexels

Balik lagi ke topik, setelah parkir mobil, kami kemudian langsung saja beli tiket. Ketika mau bayar, ternyata ada salah satu santri angkatan 6 (saya angkatan 7) yang bersedia membayarkan semua tiket kami. Alhamdulillah.

Harga tiketnya 8.000/orang. Lumayan terjangkau bagi kami anak rantau.

Pembelian tiketnya ada tepat di depan lokasi berenang, di samping pintu masuk tentunya. Walaupun hari minggu, kami tidak perlu antri untuk membeli tiket. Mungkin karena masih pagi, jadi belum banyak orang-orang yang datang ke lokasi berenang ini.

Namun meskipun begitu, pengalaman saya dulu pasti antri beli tiket kalau di Hari Minggu berenang.

Ya tentu saja lebih nyaman jika tanpa perlu antri. Ya nggak?

Masuk Ke Lokasi Kolam Renang

alhadi ibrahim

pexels

Kami pun masuk ke lokasi berenang. Saya jelasin sedikit ya gambaran di dalam lokasi.

Kolam renangnya ada 3, 2 di atas dan 1 lagi ada di bawah.

Dari 2 kolam tersebut, 1 kolam khusus anak-anak umur 5-10 tahun sepertinya. Di kolam ini lah banyak bapak-ibu yang menemani anaknya berenang sekaligus juga mengajarkan berenangnya.

1 kolam lainnya adalah kolam khusus dewasa dan remaja. Kolam ini ada 3 pembagian, yang paling dalam sekitar 175 cm, bagian tengah sekitar 160 cm, dan bagian pinggir lainnya sekitar 1 meter saja. Yang 1 meter itu juga diisi oleh anak-anak yang ditemani oleh orangtuanya.

Kok anak-anak ada juga di kolam dewasa? Mungkin untuk memudahkan bapaknya ngajarin kali ya.

alhadi ibrahim

pexels

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, selain 2 kolam di atas, masih ada kolam satu lagi di bawah. Bawahnya ini benar-benar bawah, lho. Harus turun tangga yang berkelok-kelok.

Di bawah itu juga kolam untuk anak-anak, mungkin lebih tepatnya untuk balita. Karena memang airnya hanya sekitar kedalaman 30-50 cm saja. Di bawah itu juga ada beberapa penjual yang menjual makanan yang enak untuk dinikmati setelah lelahnya berenang.

Seperti pentol, sosis, dan lainnya yang pakai sambel.

Berenang

alhadi ibrahim

pexels

Biar hemat waktu, saya pribadi langsung saja ganti baju renang dan masuk ke kolam renang.

Begitu masuk ke kolam, rasanya memang nyaman sekali. Namun tetap tidak buru-buru untuk langsung renang, biarkan pemasanan dulu.

Sambil diam-diam di dalam air. Saya melihat ternyata teman-teman yang ikut berenang ini memang jago. Saya baru ingat, dua dari teman kami yang ikut ini dulunya kuliah di perairan. Jadi tidak heran kalau mereka jago dalam hal berenang termasuk teknik-tekniknya.

Akhirnya saya juga ikut berenang dan tentu saja minta diajarin juga sama teman yang sudah jago.

Proses berenang pun berjalan lancar, Alhamdulillah.

Pemandangan Yang Menyedihkan

alhadi ibrahim

pixabay

Sambil berenang, secara tidak sengaja saya melihat ada 2 laki-laki dan 2 perempuan yang baru sampai. Laki-lakinya bercelana pendek dan perempuannya berhijab. Biasa aja sih.

Setelah beberapa lama, saya lihat ternyata mereka sudah ikut berenang.

Kaget sekali saya ketika melihat perempuan yang tadinya berhijab ternyata membuka hijabnya saat berenang. Ya Salam, sedih sekali.

Kenapa harus dilepas?

Inilah pemandangan yang menyedihkan di hari itu. Harusnya kita yang sudah diberikan hidayah oleh Allah untuk menutup aurat agar tetap selalu mempertahankan hidayah ini. Bukan menyia-nyiakannya dengan menutup aurat pada saat tertentu dan membuka pada saat tertentu.

Karena berhijab bagi perempuan memang wajib jika keluar rumah atau di depan laki-laki lain yang bukan mahramnya.

Semoga Allah menjaga kita semua dalam hidayahnya.

Makan Dulu Sebelum Pulang

alhadi ibrahim

pexels

Setelah mandi sekitar 2 jam, kami sepakat untuk pulang dan makan dulu.

langsung saja ganti baju lagi dan bergegas ke tempat makan. Ternyata tempat makan yang disepakati justru ada di dekat kolam renang sebelumnya yang tidak jadi tadi. Haha.

Ya sudah langsung saja menuju ke TKP. Kami sepakat makan bakso jadinya.

Begitu sampai di lokasi, ada beberapa pilihan bakso dan mie ayam. Semuanya pesan bakso kecuali 1 orang saja yang pesan mie ayam. Ada beberapa pilihan bakso di sana, ada bakso kerikil, bakso biasa, baklo klenger, dan bakso hamil.

Bakso hamil itu paling mahal, harganya 15.000/porsi. Kami pesan bakso klenger.

alhadi ibrahim

Bakso Klenger

Begitu baksonya tiba di meja, ternyata baksonya besar sekali. Jadi 1 mangkok itu hanya cukup untuk 1 bakso saja, tanpa mie, hanya bakso dan kuah.

Lama juga makannya, besar sih.

Akhirnya selesai makan dengan rasa kenyang yang seperinya berlebihan. Belum lagi ditambah minuman es teh. Mantap.

Pulang

alhadi ibrahim

pexels

Baru teringat ada 2 dari teman kami yang bertugas sebagai piket konsumsi hari itu, jadi harus segera pulang untuk masak nasi. Jadinya biar tidak kelamaan, kami langsung pulang ke asrama. Karena kalau telat masak nasi, bisa kena hukuman berupa dikasih poin.

Iseng, Si Abdul justru sengaja melewatkan lorongnya, biar makin lama sampai di lokasi. Ahaha. 

Begitu tiba di asrama, kedua teman tersebut langsung ke dapur untuk masak nasi. Ternyata nasinya sudah dimasak oleh teman sekelompok piket konsumsi lainnya. Syukurlah.

Kami juga langsung gantung baju berenang tadi dan melanjutkan dengan shalat dhuhur. Alhamdulillah semua kegiatan berenang kami dilancarkan oleh Allah dan bisa pulang kembali dengan selamat. Alhamdulillah.

Demikian pengalaman berenang ini saya tulis ya, semoga bermanfaat.

Salam,

Alhadi Ibrahim.

Show Comments

No Responses Yet

Leave a Reply